Kamis, 28 Januari 2016

writing 4



Waktu yang ditunggu telah datang. Tiba. Saat yang saya harapkan tiba. Celah yang saya kira lenyap ternyata ada. Tuhan mendengarkan harapan kecil saya. Tapi saya tidak tahu bagaimana caranya untuk memasuki celah tersebut. Saya merasa menjadi bukan penikmat kesempatan yang baik. Padahal Saya ingin berdiri paling depan untuk menyambut kedatangan nya. Saya ingin menjadi pendengar untuk mendengarkan keluh kesah dan bahagianya. Saya ingin menjadi bahu untuk tempatnya bersandar, bercerita, istirahat sejenak dari semua rutinitas dan lelah yang menyerangnya. Saya ingin, saya berharap. Tapi saya tidak tahu harus mulai dari mana, atau mungkin tidak akan dimulai. Kapanpun waktunya dan bagaimanapun keadaannya, hati ini akan selalu menerima dan menyambutnya.
Semoga Sang Pemilik raga ini memberikan kehendak atas apa yang saya jatuhkan hati karena-NYA. Karena untuk-NYA, untuk ku dan untuk ku perkenalkan menjadi yang terbaik kepada cinta sejatiku-Ibu. Hati saya berkata dia lah orang yang tepat. Dan saya harap ini bukan hanya sekedar timbul  dari subjektifisme saya, dan yang jauh lebih saya semogakan, hati ini berkata atas perkenaan Sang Pemiliknya.
Sampai berjumpa dalam terwujudnya semoga yang selalu saya panjatkan, kamu dengan kaos putih dan bertopi hitam yang tersenyum disamping saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar