Senin, 22 Juni 2015

Writing...



Masih..
Masih dalam kondisi yang sama, menyemogakan ketidakmungkinan. Masih dengan orang yang sama, hati yang sama dan cerita yang sama. Saya tidak berharap sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada-nya, pada mereka. Tapi, jika pun itu terjadi saya siap berdiri paling depan untuk menyambut kehadiran tokoh yang nantinya akan menjalankan alur cerita yang sama. Semoga. Kalaupun tidak terjadi, saya harus terima dan memahami bahwa memang bukan Dia yang dilahirkan untuk menjadi aktor penyempurna cerita saya...

Sekarang saya bisa melihat dinding yang kokoh menjulang tinggi dan sulit untuk dilewati, kecuali jika saya punya pintu kemana saja yang dimiliki oleh Doraemon atau sapu terbang yang dimiliki oleh Herry Potter. Hahah...semua itu hanya ada didalam sebuah cerita fiksi,dongeng, dan terdengar konyol. Mungkin hanya hidup dalam sebuah ilusi. Ya, cerita yang saya semogakan ini mungkin hanya hidup dalam sebuah ilusi . Walaupun saya meyakinkan diri bahwa slogan Nothing is impossible itu ada dan menjadi mantra yang ampuh bagi ilusi saya namun tetap saja saya tidak bisa melewati dinding tersebut. 

Kuat... terlalu kuat...
Saya tidak bisa. Saya tidak sanggupp. Tapi ingin tetap bertahan. Celah itu sangat kecil, bahkan hampir tidak terlihat. Bahkan waktu pun tidak menyediakan kesempatan untuk sekedar mengenalkan kami, setidaknya tidak hanya saya sendirian tapi juga Dia. Mungkin pertahanan ini akan sia-sia, tapi tetap saya bertahan dengan keyakinan saya hingga jalan benar-benar menunjukan arah yang lain. Pergi, melanjutkan perjalanan dan membiarkan-nya bersama pilihan terbaiknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar