Saya anggap ini
anugerah dari tuhan yang Maha Kuasa. Bagaimanapun bentuknya saya tetap
mengganggap ini sebuah anugerah. Perasaan tidak pernah memilih kemana ia akan
hinggap, jiwa mana yang akan ia kunjungi dan menetap hingga ia menemukan tempat
yang tetap dijiwa tersebut. Bahkan jika perlu ia rela menunggu entah sampai
kapan dalam masa waktu yang tidak pernah ia ketahui.
Saya tidak perlu
lagi mempermasalahkan kenapa ia harus datang kepada jiwa yang tidak tepat,
karena ia tidak pernah memilih. Datang dengan sendirinya. Termasuk...Dia.
Saya tidak bisa
menyalahkan anugerah ini,semua begitu nyata dan berjalan sesuai skenario. Hanya
saja konflik yang disajikan dalam cerita ini, ada tokoh lain yang sejak lama
menemani setiap cerita yang Dia perankan. Dan saya...hanyalah tokoh baru yang
berusaha bersabar menunggu Sang Sutradara mempunyai cerita menarik untuk saya
perankan bersama Dia. Andai saja saya lebih dulu hadir, mungkin besar peluang
yang saya miliki untuk mendapatkan posisi di tokoh lain tersebut. Andai saja.
Tapi ya sudah. Biarkan
mereka dengan cerita mereka, dan saya dengan cerita saya. Sang Sutradara sudah
merancangkan ini sedemikian rupa dengan penuh makna. Saya harus terima jika pun
tidak ada skenario yang bisa saya perankan dengannya, dan saya juga tidak ada
niat untuk memasuki cerita mereka tanpa seizin Sang Sutradara. Karena semua
sudah dirancang sesuai cerita masing-masing. Tetapi jika pun cerita mereka
tidak berakhir pada sebuah kesakralan, saya tidak berhenti berdoa Sang Sutradara
memperkenankan saya menjadi perempuan yang sangat bersyukur dari
ketidakmungkinan yang selalu saya semoga kan.
Jumat, 24 April 2015 23:42
A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar